Gadis Kecil Itu Bernama Adin

Saya mempunyai kenalan seorang gadis kecilberumur enam tahun. Adin namanya. Wajahnya sangat imut, pipinya tembam dan rambutnya hitam tebal. Dia sangat suka bermain dan menggambar di tembok kamarnya. Saya suka berteman dengannya karena cara berpikir dia yang mengejutkan dan jenaka. Bermain dengannya sungguh menyenangkan karena dia pandai menghidupkan suasana. Satu hal yang membuat saya selalu mengingatnya adalah bagaimana dia memanggil ayah dan bundannya. Dia memanggil ayahnya dengan sebutan papip, sedangkan bundanya, mamim. Jika kalian mendapati gadis cilik dengan ciri-ciri seperti itu, bisa jadi dia adalah Adin kenalan saya ….

Gadis kecil itu bernama lengkap Adinda Alissa. Mengapa Adinda Alissa? Karena bertahun-tahun yang lalu, ketika menonton pertunjukkan balet Koralina di Gedung Kesenian Jakarta, mamim Adin terkesan pada seorang penari cilik bernama Adinda Alissa. Dia berperan sebagai kurcaci Pip, yakni kurcaci hutan yang lincah dan lucu.

Kesan tentang Adinda si Penari Cilik, tertanam begitu kuat dalam hati mamim. Oleh karena itu, ketika melahirkan putrid semata wayangnya, dengan segera, mamim memutuskan, memberikan nama Adinda Alissa.

Supaya terdengar akrab dan mudah diingat, gadis berpipi tembam itu disapa dengan sebutan Adin. Mengapa Adin? Kata papip, bunya “Adin” mirip dengan bunyi “Odin” bahasa Rusia yang dalam bahasa Indonesia berarti satu. Masih menurut papip, di seluruh jagat ini hanya ada satu Adin dengan ke-Adin-annya yang sangat Adin. Maksud papip kira-kira apa, ya? Kurang jelas juga karena papip sering aneh-aneh. Salah satunya, ketika semua orang memanggil utrinya dengan nama Adin, eh, papip malah menjulukinya “Gembul”.

Nama papip adalah Benno Setiadikara. Sehari-harinya, papip biasa dipanggil Ben papip bekerja sebagai illustrator atau pembuat gambar di sebuah biro iklan. Biarpun mempunyai kantor yang cukup besar, papip lebih banyak bekerja di rumah. Hanya ketika ada pekerjaan yang sangay penting, papi dan rekan-rekannya berada di kantor.

Mamim bernama Andara Purnama Setiadikara. Dalam kesehariannya, mamim biasa dipanggil Dara. Cuma papip yang biasa memanggil mamim “Da”. Mamim tidak punya pekerjaan tetap, tetapi kadang-kadang dia membantu papip membuat teks iklan atau menulis cerita anak-anak yang kemudian dikirimkan ke sebuah majalah.

Begitulah cerita sekilas tentang Adin dan kedua orang tuanya. Jika suatu saat kamu bertemu dengan mereka di suatu tempat dengan cirri-ciri yang sama, janganlah ragu untuk menyapanya, “Hai Adin, boleh kenalan, kan?”

Ini Adalah Potongan dari Dongeng dan Cerita Anak “Dunia Adin”

Daftar Pustaka : Sundea. 2007. Dunia Adin. Bandung: Read! Publishing House (Kelompok Mizan)

baca juga Part 2 ; Part 3

1 Comment

Filed under Dunia Adin, Dunia Adin Part 1, Novel

One response to “Gadis Kecil Itu Bernama Adin

  1. Pingback: Keluarga Besar yang Tinggal di Seberang Rumah Adin | Bacalah

Leave a comment